Sabtu, 09 Oktober 2010

Ribka Setiani


UNM S.2.jpg


PROPOSAL PENELITIAN








PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN          SOAL CERITA PENJUMLAHAN DI KELAS IIII SDN 81 PINRANG











RIBKA SETIANI
084 725 012






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2010


A. Judul: “Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan Di Kelas IIII SDN 81 Pinrang

B. Bidang Kajian : penggunaan pendekatan kooperatif dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan

C. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini berpengaruh di segala bidang pendidikan terutama pada mata pelajaran Matematika khususnya lagi pada pengajaran berhitung/aritmatika. Aritmatika atau berhitung adalah bidang yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian (Mulyono, 2003:253).
Dalam dunia keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Kegunaan mata pelajaran Matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan-perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, mwlakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah (Darhim, 2003 : 14)
Perkembangan pengajaran Matematika di sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak factor yang sangat berkaitan. Factor-faktor tersebut antara lain factor murid, guru dan materi pelajaran itu sendiri. Salah satu factor yang cukup yang berperan adalah materi pelajaran, karena selain berkaitan dengan kesesuaian dan kesiapan murid, materi pelajaran Matematika juga harus memperhatikan materi-materi sebelumnya sebagai persyaratan untuk mempelajari meteri berikutnya.
Pada siswa kelas III SDN 81 Pinrang dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan selalu rendah, siswa yang memperoleh nilai ≥ 7.00 selalu kurang dari   80 %.  Sebagian besar siswa tidak suka mengerjakan soal cerita. Siswa lebih suka mengerjakan latihan-latihan soal yang telah jelas operasi hitungnya.
Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa kadang-kadang hanya menjawab secara singkat. Untuk menguraikan jawaban, siswa mengalami kesulitan karena tidak paham terhadap apa yang dibaca akibatnya dalam menyelesaikan soal banyak kesulitan.
Berdasarkan observasi awal dengan guru Kelas III SDN 81 Pinrang  saat ini guru cenderung dalam mengajar kurang dapat memilih model pembelajaran yang tepat, latihan yang diberikan kepada murid kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Guru selama ini hanya memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam hal ini menyebabkan kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata sehingga kemampuan berfikir kritis murid kurang dapat berkembang dengan baik. Guru kurang maksimal menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan waktu dan sarana yang terbatas. Materi disampaikan dengan ceramah, kemudian murid diberi tugas untuk mengerjakan lembar kegiatan murid (LKS). Guru memberikan tugas kepada murid untuk mengerjakan LKS yang dapat menutup kelemahan metode ceramah yang hanya berorientasi pada hafalan saja, namun dikhawatirkan ada beberapa murid yang mencontoh pekerjaan temannya. Akibatnya tingkat pemahaman murid terhadap konsep materi kurang optimal.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 81 Pinrang  yang terdiri dari 20 murid, berdasarkan hasil observasi dengan guru Kelas III bahwa murid kurang aktif dalam proses belajar mengajar, ketuntasan belajar penjumlahan pada pembelajaran matematika secara klasikal hanya mencapai 62,22%. Hal itu disebabkan karena: a) pembelajaran bersifat satu arah, b) murid cenderung pasif selama proses pembelajaran, c) kurangnya kemandirian murid. Sementara data yang ada di sekolah menunjukan hasil belajar murid mata pelajaran Matematika diperoleh nilai seperti pada tabel (terlampir) hal ini menggambarkan bahwa masih banyak murid yang memperoleh nilai dibawah standar yang ditetapkan sekolah yaitu 6,5.
Menyikapi masalah tersebut, maka guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk berpikir. Rangsangan yang mengena sasaran menyebabakan murid dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi murid untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah. Guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk belajar dan membantu saling belajar satu sama lain,  guru dapat menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa akan berdiskusi, berdebat, dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami ide, konsep dan keterampilan tersebut, guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu besar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif, dan guru dapat mengorganisasikan kelas sehingga siswa saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung jawab satu sama lain, dan belajar untuk menghargai satu sama lain terlepas dari suku, tingkat kinerja, atau ketidakmampuan karena cacat.
Jawabannya adalah melalui pembelajaran kooperatif. Muhammad Nur (2005: 1) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pendapat ini sejalan dengan Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata
Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan suatu pekerjaan yang mudah. Untuk menciptakan suasana belajar tersebut diperlukan pemahaman filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang cukup pula.
Dari fenoma tersebut, penulis tertantang untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan di kelas III SDN 81 Pinrang”

2. Perumusan dan Pemecahan Masalah
a. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang tersebut maka penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah :
1) Bagaimana penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar penyelesaian soal cerita penjumlahan di Kelas III SDN 81 Pinrang?
2) Apakah penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar soal cerita penjumlahan di kelas III SDN 81 Pinrang?
b. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa rekan guru, maka solusi yang diperoleh untuk memecahkan masalah kesulitan belajar siswa kelas rendah II di SDN 81 Pinrang, sebagaimana yang diajukan tersebut perlu dibangun strategi pengajaran.
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan di Kelas III SDN 81 Pinrang.
b. Untuk mengethui penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar soal cerita penjumlahan di kelas III SDN 81 Pinrang.
4.  Manfaat Penelitian
a. Manfaat ilmiah, dapat menjadi referensi dalam pengembangan pendidikan khususnya pendidikan eksakta, dan memperkaya konsep-konsep keilmuan untuk pengembangan pemberdayaan metode dan media pembelajaran.
b. Manfaat praktis:
1) Memperluas wawasan tentang upaya mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
2)  Penelitian ini dimaksudkan agar menjadi bahan pustaka terhadap rekan-rekan yang meneliti tentang judul yang sama.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar