PROPOSAL PENELITIAN
PENGGUNAAN PENDEKATAN
KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA
PENJUMLAHAN DI KELAS IIII SDN 81 PINRANG
RIBKA SETIANI
084 725 012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2010
A. Judul: “Penggunaan
Pendekatan Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Penjumlahan Di Kelas IIII SDN 81
Pinrang”
B. Bidang Kajian : penggunaan pendekatan
kooperatif dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan
C. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
dewasa ini berpengaruh di segala bidang pendidikan terutama pada mata pelajaran
Matematika khususnya lagi pada pengajaran berhitung/aritmatika. Aritmatika atau
berhitung adalah bidang yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan
nyata dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian (Mulyono, 2003:253).
Dalam dunia keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa
simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat.
Kegunaan mata pelajaran Matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam
perhitungan-perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir,
terutama dalam hal pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis,
mwlakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah (Darhim, 2003 : 14)
Perkembangan pengajaran Matematika di sekolah sangat
dipengaruhi oleh banyak factor yang sangat berkaitan. Factor-faktor tersebut
antara lain factor murid, guru dan materi pelajaran itu sendiri. Salah satu
factor yang cukup yang berperan adalah materi pelajaran, karena selain
berkaitan dengan kesesuaian dan kesiapan murid, materi pelajaran Matematika
juga harus memperhatikan materi-materi sebelumnya sebagai persyaratan untuk
mempelajari meteri berikutnya.
Pada siswa kelas III
SDN 81 Pinrang dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan selalu rendah, siswa yang memperoleh
nilai ≥ 7.00 selalu kurang dari 80 %. Sebagian
besar siswa tidak suka mengerjakan soal cerita.
Siswa lebih suka mengerjakan latihan-latihan soal yang telah jelas operasi hitungnya.
Dalam menyelesaikan soal cerita, siswa kadang-kadang hanya menjawab secara singkat. Untuk menguraikan jawaban, siswa
mengalami kesulitan karena tidak paham terhadap
apa yang dibaca akibatnya dalam menyelesaikan
soal banyak kesulitan.
Berdasarkan observasi awal dengan guru Kelas III SDN 81 Pinrang saat ini guru cenderung dalam mengajar kurang
dapat memilih model pembelajaran yang tepat, latihan yang diberikan kepada
murid kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang
diterapkan. Guru selama ini hanya memberi ceramah dan latihan mengerjakan
soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam hal ini
menyebabkan kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan
permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata sehingga kemampuan berfikir kritis murid kurang dapat
berkembang dengan baik. Guru kurang maksimal menerapkan model pembelajaran yang
tepat dengan waktu dan sarana yang terbatas. Materi disampaikan dengan ceramah,
kemudian murid diberi tugas untuk mengerjakan lembar kegiatan murid (LKS). Guru
memberikan tugas kepada murid untuk mengerjakan LKS yang dapat menutup
kelemahan metode ceramah yang hanya berorientasi pada hafalan saja, namun
dikhawatirkan ada beberapa murid yang mencontoh pekerjaan temannya. Akibatnya
tingkat pemahaman murid terhadap konsep materi kurang optimal.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 81 Pinrang yang terdiri dari 20 murid, berdasarkan hasil
observasi dengan guru Kelas III bahwa murid kurang aktif dalam proses belajar
mengajar, ketuntasan belajar penjumlahan pada pembelajaran matematika secara
klasikal hanya mencapai 62,22%. Hal itu disebabkan karena: a) pembelajaran
bersifat satu arah, b) murid cenderung pasif selama proses pembelajaran, c)
kurangnya kemandirian murid. Sementara data yang ada di sekolah menunjukan
hasil belajar murid mata pelajaran Matematika diperoleh nilai seperti pada
tabel (terlampir) hal ini menggambarkan bahwa masih banyak murid yang
memperoleh nilai dibawah standar yang ditetapkan sekolah yaitu 6,5.
Menyikapi masalah tersebut, maka guru perlu memberikan masalah-masalah
yang merangsang untuk berpikir. Rangsangan yang mengena sasaran menyebabakan
murid dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Untuk
itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai konteks bagi murid untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan
ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dari materi pelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah. Guru
dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk belajar dan membantu saling belajar
satu sama lain, guru dapat menyusun
kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa akan berdiskusi, berdebat, dan
menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-benar
memahami ide, konsep dan keterampilan tersebut, guru dapat memanfaatkan energi
sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu besar di dalam kelas untuk
kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif, dan guru dapat mengorganisasikan
kelas sehingga siswa saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung
jawab satu sama lain, dan belajar untuk menghargai satu sama lain terlepas dari
suku, tingkat kinerja, atau ketidakmampuan karena cacat.
Jawabannya adalah melalui pembelajaran kooperatif. Muhammad Nur (2005:
1) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh
siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab.
Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran,
mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pendapat
ini sejalan dengan Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis
mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar
sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata
Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan suatu pekerjaan yang mudah.
Untuk menciptakan suasana belajar tersebut diperlukan pemahaman filosofis dan
keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang cukup
pula.
Dari fenoma tersebut, penulis tertantang untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan
di kelas
III SDN 81 Pinrang”
2. Perumusan dan Pemecahan Masalah
a. Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang tersebut maka penelitian ini
yang menjadi permasalahan adalah :
1) Bagaimana
penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar penyelesaian
soal cerita penjumlahan di Kelas III SDN 81 Pinrang?
2) Apakah penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar soal cerita penjumlahan di kelas
III SDN 81 Pinrang?
b. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa rekan guru, maka solusi yang
diperoleh untuk memecahkan masalah kesulitan belajar siswa kelas rendah II di SDN
81 Pinrang, sebagaimana yang diajukan tersebut perlu dibangun strategi
pengajaran.
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui
penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita penjumlahan di Kelas III SDN 81
Pinrang.
b. Untuk mengethui penggunaan
pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar soal cerita
penjumlahan di kelas III SDN 81 Pinrang.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat ilmiah, dapat menjadi referensi dalam
pengembangan pendidikan khususnya
pendidikan eksakta, dan memperkaya konsep-konsep keilmuan untuk
pengembangan pemberdayaan metode dan media
pembelajaran.
b. Manfaat praktis:
1) Memperluas wawasan tentang upaya mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
2) Penelitian ini dimaksudkan agar menjadi bahan
pustaka terhadap rekan-rekan yang meneliti tentang judul yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar