URGENSI
KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA TERHADAP PEMBINAAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA DI DESA
BALI ELO KECAMATAN BOLA KABUPATEN WAJO
Draf
Skripsi diajukan untuk memenuhi kewajiban
dan melengkapi
syarat guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Jurusan
Pendidikan Agama Islam Sekolah
Tinggi
Agama Islam As’adiyah (STAI) Sengkang
Oleh :
UNICA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AS’ADIYAH
SENGKANG
2010
DRAF SKRIPSI
I. IDENTITAS MAHASISWA :
N a m
a : UNICA
N P M : 06220073
ST/Jurusan : STAI As’adiyah Sengkang/Pendidikan
Agama Islam
II.
JUDUL : “Urgensi Komunikasi Efektif Orang Tua terhadap
Pembinaan Anak dalam Rumah Tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten
Wajo ”
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa:
Pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.[1]
Mengacu
pada tujuan pendidikan nasional tersebut seharusnya proses
pendidikan dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Namun, dalam praktiknya ternyata tujuan
pendidikan nasional tersebut belum sepenuhnya tercapai. Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat
memprihatinkan, mengenai mudahnya para pelajar berkelahi. Tidak ada angin
dan hujan bisa terjadi benturan fisik, tidak ada masalah, tahu-tahu bres.
Kenapa anak-anak sekarang persis seperti robot.[2]
Perilaku tersebut merupakan gejala yang ada dalam masyarakat.
Salah satu faktor yang diduga menjadi sebab timbulnya tingkah laku agresif
adalah kecenderungan pola asuh tertentu dari orang tua (child rearing).
Hubungan orang tua dengan anak merupakan interaksi antara orang tua dengan
anaknya selama mengadakan pengasuhan. Salah satu faktor dalam keluarga
yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik
pengasuhan orang tua kepada anaknya. Hal ini dikuatkan oleh pendapat
Brown yang mengatakan bahwa keluarga adalah “lingkungan yang pertama kali
menerima kehadiran anak”[3]
Perkembangan
tingkah laku positif pada anak dipengaruhi oleh orang tuanya melalui
pengontrolan pengalaman ibadah dan pengalaman educatif anak dan juga cara orang
tua memberikan penguatan ataupun hukuman terhadap tingkah laku negatif.
Dalam hal tingkah laku negatif misalnya saja prilaku agresif menurut penelitian
Mussen, anak pada usia 6–10 tahun tingkah laku agresif akan tampak sebagai
kemarahan dan hal ini pada masa remaja akan tampak sebagai tingkah laku
agresif.[4]
Bandura mengatakan bahwa anak belajar bertingkah laku agresif melalui imitasi
atau model terutama dari orang tuanya, guru dan anak-anak lainnya.
Ia juga mengatakan bahwa dalam masyarakat modern ada tiga sumber
munculnya tingkah laku agresif. Pertama, pengaruh keluarga. Kedua,
pengaruh subkultural.[5]
Dalam konteks pengaruh subkultural ini sumber agresi adalah komunikasi atau
kontak langsung yang berulang kali terjadi antar sesama
anggota masyarakat di lingkungan anak tinggal. Mengingat kondisi remaja,
maka peer group berperan juga dalam mewarnai perilaku remaja yang
bersangkutan. Ketiga, modelling (vicarious leaming), merupakan sumber
tingkah laku agresi secara tidak langsung yang didapat melalui mass media,
misalnya televisi, majalah, koran, video atau bioskop. Hal itu mengakibatkan
lulusan yang dihasilkan belum sepenuhnya mencerminkan perilaku-perilaku yang
diharapkan oleh tujuan nasional tersebut sehingga timbullah gagasan untuk
membentuk masyarakat madani termasuk di masyarakat kampus dan lingkungan
keluarga, yaitu antara orang tua dan anak.
Berbicara tentang hubungan orang
tua dengan anak, maka tergambar suatu lingkungan rumah tangga yang terdiri dari
kedua orang tua dan anak serta seluruh anggota keluarga lainnya. Eksistensi
lingkungan rumah tangga adalah salah satu lingkungan pendidikan yang cukup
berpengaruh untuk membimbing, membina dan mengembangkan potensi anak, terutama
potensi imaniyah. Sebagai suatu lingkungan pendidikan yang mempunyai
karakteristik tersendiri, lingkungan rumah tangga merupakan tempat membimbing
anak agar mempunyai perilaku dan kepribadian yang sesuai dengan tuntunan nilai-nilai ajaran Islam. Hal tersebut dapat
terjadi karena lingkungan
rumah tangga merupakan tempat
yang pertama dan
utama bagi seorang anak untuk
menerima pendidikan, selain itu kedua
orang tua terutama ibu mempunyai waktu yang cukup luang untuk membimbing dan
mengarahkan anak.
Dengan demikian hubungan kedua orang tua sebagai
sumber belajar bagi anak adalah sangat dituntut berlangsung harmonis sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung positif dan berdaya guna,
sehingga terwujud kepribadian anak yang berakhlakul karimah atau sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.
Oleh karena
itu, komunikasi dalam rumah tangga dapat berlangsung secara efektif dan timbal
balik serta silih berganti antara orang tua dengan anak atau sebaliknya. Awal
terjadinya komunikasi karena ada suatu pesan yang ingin disampaikan. Siapa yang
berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan berpeluang untuk memulai
komunikasi.
Pola
komunikasi yang dibangun dalam rumah tangga akan mempengaruhi pola asuh orang
tua. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil dengan baik jika pola komunikasi
yang tercipta dilandasi cinta dan kasih sayang dengan memposisikan anak sebagai
subjek yang harus dibina, dibimbing, dan dididk dan bukan sebagai objek semata.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Urgensi Komunikasi Efektif
Orang Tua terhadap Pembinaan Anak dalam Rumah Tangga di Desa Bali Elo Kecamatan
Bola Kabupaten Wajo ".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang diuraikan pada pembahasan
terdahulu, pada sub ini penulis dapat mengajukan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak
dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo?
2. Bagaimana bentuk komunikasi antara orang tua dengan
anak dalam rumah
tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola
Kabupaten Wajo?
2. Adakah hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan
pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo
Kecamatan Bola Kabupaten Wajo?
C. Hipotesis
Adapun sebagai
jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan di atas, adalah:
1. Urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak dalam
rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo adalah karena orang
tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak.
2. Bentuk komunikasi antara orang tua dengan
anak dalam rumah
tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola
Kabupaten Wajo, adalah orang tua mencontohkan sikap dan perilaku terpuji dan
bernilai ibadah lalu anak dibiasakan untuk mengerjakannya.
2. Ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan
pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo
Kecamatan Bola Kabupaten Wajo, karena orang tua sebagai panutan bagi anak maka
otomatis setiap tindakan dan perbuatan orang tua menjadi cerminan bagi anak
khusus ketika mereka berada dalam lingkungan rumah tangga.
D. Pengertian Judul
Untuk
menghindari terjadinya penyimpangan terhadap objek penelitian, maka berikut ini
dikemukakan beberapa definisi operasional, yaitu:
Urgesi,
berarti “utama, pokok, perkara”[6]
Komuniasi orang tua dan anak berarti interaksi antara orang tua
dengan anak selama kegiatan pengasuhan, yaitu orang tua mendidik, membimbing,
dan mendisiplinkan serta melindungi anak sehingga mencapai kedewasaannya sesuai
dengan ajaran Islam, komunikasi tersebut dibangun secara harmonis dalam rangka membangun
pendidikan yang baik dalam keluarga. Pola komunikasi dalam keluarga sebaiknya
yang sering terjadi antara warga dalam lingkungan keluarga, yaitu berkisar di
seputar model stimulus respon dan model interaksional. Komuniasi orang tua dan anak merupakan
Efektif,
berarti berasal dari bahasa Inggeris, yang berarti :
“berhasil ditaati, mengesankan, berlaku, manjur (mujarrab), tepat guna,
berahasil guna, menunjnag tujuan”[7] Efectiveness¸ berarti
“kemanjuran, kemudahan, kemujaraban dan keefektifan”[8]
Pembinaan,
berarti “proses membangun, mengembangkan”[9]
Bertolak dari makna dasar tersebut,
penulis lebih menitik beratkan pada kemudahan dalam proses pencapaian tujuan
yang diharapkan secara maksimal. Dikatakan efektif bilamana dapat dilakukan
menurut aturan disesusaikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada, namun dapat
mendatangkan hasil yang memuaskan.
Dalam konteks ini komunikasi efektif mempunyai arti yang cukup strategis dalam mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi imaniyah atau instink relegius/garizah diniyah pada anak dalam
lingkungan keluarga, sehingga memberi dampak dalam perkembangan anak dengan meningkatkan pengamalan atau aktivitas yang bernilai ibadah.
Rumah tangga,
yaitu “rumah tempat tinggal yang dihuni oleh ayah, ibu dan anak, serta orang
seisi rumah. Sebagai kepala rumah tangga adalah ayah”[10]
Desa Bali Elo
merupakan lokasi penelitian, yaitu salah satu wilayah pemerintahan desa di
antara beberapa desa/kelurahan dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Bola
Kabupaten Wajo
E. Tinjauan Pustaka
Istilah Komunikasi berasal dari kata latin
comunicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama makna.[11]
Komunikasi merupakan proses menyeleksi, memilih dan mengirim lambang kepada
pendengar untuk dipahami maksudnya sesuai dengan maksud yang disampaikan oleh
pemberi pesan. Dalam kontek ini komunikasi adalah suatu penyampaian lambang,
gagasan, ide untuk diterima dan dipahami berdasarkan keinginan dan tujuan yang
diinginkan oleh pemberi pesan.
Untuk sampai ke penerima pesan suatu komunikasi melalui
tahapan yang biasa disebut proses komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat
keterikatan antara komponen-komponen komunikasi yang tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, sehingga suatu proses komunikasi adalah proses
penyampaian berita dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang terikat satu
sama lain.
Proses komunikasi merupakan suatu proses penyampaian
berita kepada penerima pesan untuk dipahami dan di mengerti maknanya. Suatu
proses komunikasi akan terjadi apabila antara pemberi pesan dan penerima pesan
terdapat suatu hubungan. Dalam hal ini penerima pesan mengerti bahwa ia akan
menerima suatu berita dan pemberi pesan telah siap menyampaikannya. Komunikasi
tidak akan terjadi apabila tidak terdapat suatu hubungan antara pemberi pesan
dan penerima pesan. Hal ini sesuai dengan pendapat Jack yang menyatakan bahwa,
“komunikasi merupakan proses alih informasi yang penting untuk mempraktikan
manajemen”[12] Tokoh
lain, Raymond mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pemisahan,
pemilihan dan penyampaian simbol-simbol sebagai cara untuk membantu audience
mengingat kembali pesan komunikator.[13]
Komunikasi dikatakan efektif, apabila penerima pesan
telah mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dari pemberi pesan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Winardi bahwa, alat penting untuk mencapai motivasi
efektif adalah komunikasi.[14]
Cherry mendifinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari
individu dengan menggunakan bahasa atau tanda, memiliki bersama serangkaian
Peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.[15]
Harnack dan Fest menganggap komunikasi sebagai proses interaksi diantara orang
untuk tujuan integrasi interpersonal.[16]
Ahli lain, Neuman dalam Gunawan, memberi batasan bahwa komunikasi sebagai
proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kolompok yang berfungsi.[17]
Sedangkan Koonts dkk.
mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi dari pengirim
kepada penerima, dimana informasi itu dapat dipahami oleh sipenerima.[18]
Nitisemito yang mengatakan bahwa komunikasi dimaksudkan untuk menjalin
pengertian antara pihak yang satu dengan yang lain, sehingga apa yang
disampaikan dapat dimengerti, dipikirkan dan dilaksanakan.[19]
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
hakikat komunikasi dalam arti luas adalah suatu kegiatan manusia baik secara
pribadi maupun kolektif sebagai masyarakat untuk menyebarluaskan gagasan atau
pikiran, fakta ataupun data agar gagasan, fakta dan data tersebut menjadi milik
bersama.
Dalam batasan ini komunikasi juga
berfungsi sebagai usaha untuk:
1.
Memberi informasi
yang mencakup pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan dan penyebarluasan
berita, gambar, fakta dan pesan, pendapat serta tanggapan yang diperlukan
untuk mengerti dan menanggapi sesuatu
keadaan.
2.
Memasyarakatkan yakni
memberi bekal pengetahuan
untuk menjadi milik bersama masyarakat agar masing-masing warganya dapat
secara efektif melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat dalam rangka membina
kebersamaan hidup dan solidaritas sosial.
3.
Mengembangkan motivasi yakni
merangsang gairah orang atau masyarakat untuk mencapai sasaran dan aspirasi
bersama.
4.
Memberi pendidikan dalam rangka
pengembangan kecerdasan intelektual, pembinaan watak dan memperoleh
keterampilan pada semua tingkat umur.
5.
Mengembangkan kebudayaan yakni
menyebarluaskan hasil ciptaan seni budaya dengan maksud untuk melestarikan
warisan budaya nenek moyang, mengembangkan kebudayaan dengan meluaskan
cakrawala pandangan masyarakat, mengasah
daya ciptanya dan
merangsang tumbuhnya
kreativitas.
6.
Memberikan hiburan dengan antara
lain mementaskan atau mengembangkan seni drama, seni tari, seni sastra, seni
lukis, seni musik, seni lawak, olah raga dan lain-lain untuk dapat dinikmati
secara, pribadi atau secara bersama-sama.
7.
Mengembangkan integrasi
ke arah kokohnya persatuan
dan kesatuan nasional serta mantapnya,
tanggung jawab disiplin dan jiwa
bangsa.[20]
Dari banyak pendapat dapat penulis simpulkan
aspek-aspek komunikasi efektif terdiri atas:
1. Adanya pihak pemberi pesan dan penerima pesan
2. Adanya berita atau pesan yang mengandung unsur
mudah dimengerti, pesan harus
jelas, tepat waktu, tepat sasaran,
memperhatikan situasi dan kondisi.
Berdasarkan keterangan
tersebut, jelas wa komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling
mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh
komunikasi diri sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari
orang yang tidak diketahui.
Dalam ilmu komunikasi, dikenal
adanya komunikasi persuasif, yaitu “komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience
atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
komunikator”.[21]
Komunikasi persuasif ini biasa digunakan dalam komunikasi politik. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita menjadi persuasif atau bisa mempengaruhi
orang lain.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Disain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif evaluatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
pelaksanaan komunikasi orng tua dan anak sebagai wujud pendidikan dalam
lingkungan rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo. Dalam
hal ini ditelaah dan dievaluasi (a) urgensi komunikasiefektif orang tua terhadap
anak, (b) serta pengaruh komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak
dalam rumah tangga.
Dengan demikian, penelitian ini bukan untuk menguji
hipotesis, tetapi mendeskripsikan dan mengungkapkan kencenderungan dari
masing-masing dimensi kajian tersebut di atas.
Studi ini berusaha mempelajari secara mendalam mengenai
komunikasi efektif orang tua dan anak dalam hal urgensinya terhadap pembinaan
anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
Oleh karena itu, disain penelitian ini adalah
mendeskripsikan (a)
bentuk komunikasi orang tua dengan anak dalam keluarga yang berhubungan dengan pembinaan
anak, dan (b) hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap
pembinaan anak di lingkungan keluarga.
2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Kabupaten Wajo, yaitu suatu wilayah pemerintahan daerah
kabupaten di antara 23 kabupaten kota di Propinsi Sulawesi Selatan, terletak
kurang lebih 182 kilometer di sebelah timur laut Kota Makassar, terdiri dari 14
wilayah pemerintahan kecamatan.
Pemilihan
lokasi tersebut berdasarkan atas pertimbangan ; (1) permasalahan yang peneliti
amati yaitu urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak
terdapat pada lokasi ini, dan (2) komunikasi orang tua dan anak di Desa Bali
Elo Kabupaten Wajo berlangsung secara intensif dan efektif, namun urgensinya
belum diketahui.
Penelitian
ini dilaksanakan di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo selama 2 bulan.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Sehubungan dengan penelitian ini,
dibutuhkan adanya objek penelitian yang disebut populasi, guna memperoleh data
konkret dan akurat sebagaimana yang dibutuhkan dan diperlukan dalam pengumpulan
data. Sudjana memberikan pengertian
tentang populasi, Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil
menghitung atau pengurangan, kuantitatif daripada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.[22]
Sutrisno Hadi, bahwa populasi
adalah: Seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut populasi atau
universum. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.[23]
Dengan demikian
dapat dikemukakan suatu simpulan, bahwa yang dimaksud populasi adalah jumlah
keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga atau dengan kata
lain populasi itu merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek
penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Bali Elo Kabupaten Wajo yang
berjumlah 2667 orang dengan rekafitulasi laki-laki = 1241 orang, dan perempuan
= 1426 orang, untuk lebih memperjelas populasi dalam penelitian ini, peneliti
uraikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Penduduk Desa Bali Elo menurut Umur
dan Jenis Kelamin September Tahun 2010
Sumber data
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wajo, 10 September
2010
Sebagaimana lazimnya dalam suatu
penelitian ilmiah tidak semua populasi
harus diteliti tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian saja dari populasi
tersebut. Hal ini didasarkan atas pertimbangan keterbatasan kemampuan, biaya,
tenaga, dan sebagainya sehingga penelitian ini dilakukan bukan terhadap
populasi tetapi dilakukan terhadap sampel. Sampel yang diambil harus
mencerminkan keadaan umum populasi, atau dengan kata lain sampel itu harus
representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercermin pula
dalam sampel yang diambil.
Sumanto, mengemukakan pengertian
sampel, yaitu proses pemilihan individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa
sehingga individu-individu merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar yang
mana orang itu dipilih.[24]
Artinya bahwa sampel yang dipilih adalah wakil atau mewakili populasi.
Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan tentang jumlah
sampel penelitian bahwa: Mengenai besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku
atau rujukan yang pasti. Sebab keabsahan dari populasi terletak dari sifat dan
karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan besar atau banyaknya . .
. [25]
Artinya bahwa sampel yang dipilih mencerminkan karakteristik populasi.
Untuk itu penarikan sampel
guna mendeskripsikan pengaruh
intensitas komunikasi orang tua dan anak dalam pelaksanaan pendidikan agama
pada lingkungan keluarga di Desa Bali Elo, dilakukan dengan terlebih dahulu
menggunakan teknik cluster sampling yaitu wilayah Desa Bali Elo dibagi
berdasarkan wilayah pengembangannya, yaitu wilayah utara, wilayah tengah dan
wilayah selatan. Setiap wilayah diwakili 30 orang, kecuali wilayah selatan diwakili 40 orang. Jadi jumlah
sampel sebanyak 2 x 30 + 1 x 40 = 100 orang. Penarikan sampel tersebut
dilakukan dengan teknik proporsional sampling. Artinya bahwa pemilihan sampel ditentukan
atas pertimbangan status dan stratifikasi penduduk yang diharapkan dapat memberi informasi dan data
tertentu yang dibutuhkan peneliti.
Untuk
lebih memperjelas populasi dan sampel penelitian, peneliti uraikan dalam Tabel 2.
Tabel 2
Populasi dan Sampel Penelitian
No.
|
Wilayah
|
Jumlah Populasi
|
Jumlah Sampel
|
1.
|
Utara
|
766
|
30
|
2.
|
Tengah
|
829
|
30
|
3.
|
Selatan
|
1072
|
40
|
J u m l a h
|
2667
|
100
|
Sumber: Hasil Olahan
Data, Tahun 2010
4. Teknik Pengumpulan Data
a.
Observasi
Yaitu mengumpulkan sejumlah
data, kemudian mengamati efektivitas pendidikan agama
dalam komunikasi keluarga di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
b. Dokumentasi.
Teknik
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa populasi orang tua dan anak
di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo, juga digunakan untuk memperoleh data
mengenai perkembangan komunikasi orng tua dan anak di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
c.
Kuesioner
Teknik kuesioner digunakan terutama memperoleh data tentang
efektivitas pendidikan agama dalam komuniasi orang
tua dan anak di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
Kuesioner mengikuti model berjenjang yang terdiri atas 3 option (pilihan)
dengan bobot yaitu jawaban (option) “ya/selalu”
diberi bobot/nilai 3, dan jawaban kadang-kadang diberi bobot/nilai 2, sedangkan
jawaban tidak, diberi nilai 1.[26]
d.
Interview
Yaitu mengadakan wawancara
dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pendidik dan ibu rumah tangga untuk
memperoleh gambaran tentang kondisi objektif sasaran penelitian.
5. Teknik analisis data
Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil kuesioner dianalisis dengan bantuan Tabel frekuensi dan rata-rata. Hasil
wawancara dengan Tokoh masyarakat dan orang tua anak
dianalisis dengan menata secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman
terhadap makna data dan menyajikannya sebagai temuan dalam penelitian ini.
Untuk melakukan kegiatan ini, ditempuh prosedur : (1) menyajikan data; dan (2)
menarik kesimpulan. Rangkaian kegiatan ini dilakukan secara simultan dan terus
menerus sampai penelitian rampung.
Untuk
menghasilkan organisasi data yang akurat, guna memudahkan peneliti menafsirkan
data dan menarik kesimpulan, penyajian data dilakukan secara sistematis dalam
matriks, sehingga merupakan alur yang
saling terkait antara satu dengan yang lain. Selanjutnya
untuk memberi kategorisasi tingkat efektivitas musyawarah guru, penulis
menggunakan pedoman Arikunto,1996,[27] yaitu : 80 – 100 % = Tinggi, 60 – 79 %
Sedang, dan < 60 % rendah.
G. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
Untuk
menguraikan masalah tersebut, penulis terlebih dahulu membahas tujuan
penelitian kemudian kegunaannya.
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, adalah untuk:
a. Untuk mengetahui urgensi komunikasi
efektif orang tua terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo
Kecamatan Bola Kabupaten Wajo.
b. Untuk
mengetahui bentuk komunikasi antara orang tua dengan
anak dalam rumah
tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola
Kabupaten Wajo.
c. Untuk mengetahui hubungan antara
intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan pembinaan anak dalam rumah tangga yang berhubungan
dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo.
2. Kegunaan
Penelitian.
Kegunaan
penelitian yang dilakukan oleh penulis tersebut, adalah :
a. Untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan pendidikan
Islam.
b. sebagai bahan bacaan atau literatur bagi para
pembaca atau pencinta ilmu pengetahuan.
H. Sistematika Pembahasan
Sebelum
penulis lebh jauh membahas judul skripsi ini, terebih dahulu diuraikan
sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama,
pendahuluan meliputi subbahasan latar belakang masalah sebagai alasan memilih
judul yang melahirkan rumusan masalah, lalu diajukan hipotesis sebagai jawaban
sementara terhadap permasalahan yang telah diajukan. Pengertian judul, tinjauan
pustaka serta metode yang dipergunakan dalam meneliti dan tujuan maupun
kegunaan penelitian serta sistematika pembahasan.
Bab kedua,
deskripsi lokasi lokasi penelitian meliputi subbahasan gambaran umum Desa Bali
Elo, keadaan demografis, serta keadaan agama, ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat Desa Bali Elo.
Bab ketiga,
tinjauan teoritis tentang komunikasi efektif orang tua dan pembinaan anak dalam
rumah tangga, yang meliputi subbahasan pengertian komunikasi efektif, peranan
komunikasi, komunikasi persuasif, intensitas komunikasi dan perinsip-perinsip
komunikasi. Pembinaan anak meliputi pengertian pembinaan anak, dasar yang
melartar belakangi pembinaan anak, dan tujuan pembinaan anak. Rumah tangga
meliputi pengertian rumah tangga, bentuk-bentuk pembinaan dalam rumah tangga.
Bab keempat,
hasil penelitian yang meliputi subbahasan itu bentuk-bentuk komunikasi orang
tua dan anak di Desa Bali Elo, hubungan intensitas komunikasi orang tua terhadap
pembinaan anak dalam rumah tangga, dan pengaruh intensitas komunikasi terhadap pembinaan anak dalam
rumah tangga di Desa Bali Elo Wajo
Bab kelima, sebagai
bab penutup yang berisikan pokok-pokok pikiran penulis yang dituangkan dalam bentuk
kesimpulan dan satan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al Kariem
Ahmadi, Abu. Psikologis
Sosial, Surabaya: Balai Buku, 2009
Alec S. Nitisemito, Manajemen Personalia. Jakarta :
Penerbit Ghalia lndonesia, 2002
Anshari, Endang
Saifullah. Kuliah Islam, Bandung : Pustaka, 2007
Arifin, H.M. Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004
Arikunto, Suharsimi. Manajemen
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Attas, Muhammad
al Naquib al. Aims and Objectives of Islamic education, Jeddah: King Abdul Azis University, 2008
Attas,
S.Muhammad al Naquib al. Konsep Pendidikan dalam Islam, Bandung : Mizan, 2004
Bandura, On Social Learning and Aggression. New York: University Press, 2006
Cangara, Hafied. Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo, 2006
Djamarah, Syaiful
Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga sebuah perspektif
Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Fahmi, Mustafa, Ad Dawafi an Nafsiyah, Cairo
: Maktabah Misr, 2003
Fahmi, Mustafa, Saikologiyah at Tufulah wa al
Murahaqah, Cairo : Maktabah Misr, 2005.
Hanafi.
Abdilah. Memahami Komunikasi Antarmanusia. Surabaya: Usaha Nasional,
2004
Krisnawaty, Taty. Studi tentang Pengaruh
Pola Asuhan Orang Tua terhadap Perkembangan Penalaran Moral Remaja Awal Siswa
SMPN IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 2006
Martaniah. Sri Muliani.
Peranan Orang Tua dalam Perkembangan
Kepribadian. Yogyakarta: Jiwa Baru,
2004
Muhaimin, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya:
Karya Abdi Tama, T.Th.
Rakhmat.
Jalaluddin, Psikologi Komunikasi. Bandunng: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
Soekanto, Soerjono. Sosiologi
Keluarga: tentang Ikhwa, keluarga, remaja dan anak, Jakarta: Rineka Cipta,
2002
Tan, Alexis. Mass
Communication Theories and Research. Ohio Columbus: Grid Publi-shing Inc. 2001
Ulwan, Abdullah Nasih, Tarbiyyatul
Aulad Fil Islam, diterjemahkan oleh : Jamaluddin Miri, dengan judul “Pendidik
anak dalam Islam” Jakarta: Pustaka Amini, 2005
Wayne Pace, R. Komunikasi
Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan: Deddy
Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosda-karya, 2000
Wijaya, Hanna. Hubungan antara Asuhan Anak
dan Ketergantungan-Kemandirian. Bandung: UNPAD 2006
Zuhaerini, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005
KOMPOSISI BAB
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Pengertian Judul
E. Tinjauan Pustaka
F. Metode Penelitian
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
H. Sistematika
Pembahasan.
BAB II.
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Selayang
Pandang Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kab. Wajo
B. Keadaan
demografis, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya
BAB
III. TINJAUAN TEORITIS TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA TERHADAP ANAKDAN
PEMBINAAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA
A. Komunikasi Orang tua dengan Anak
1. Peranan
komunikasi
2.
Komunikasi persuasif
3.
Intensitas komunikasi
4.
Perinsip-perinsip komunikasi
B. Pembinaan Anak
1.
Pengertian pembinaan anak
2. Dasar
dan tujuan pembinaan anak
C. Lingkungan
Rumah Tangga
1. Pengertian
lingkungan rumah tangga
2.
Peran orang tua dalam lingkungan rumah tangga
3.
Sistem pembinaan dalam lingkungan keluarga
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Bentuk-bentuk
komunikasi orang tua dan anak di Desa Bali Elo
B.
Hubungan intensitas komunikasi orang tua dan anak dalam pembinaan
Anak di
lingkungan rumah tangga di Desa Bali Elo
D. Pengaruh
intensitas komunikasi terhadap pembinaan anak dalam
lingkungan
keluarga di Desa Bali Elo Wajo
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
[1] Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cipta Nusa,
2003), h. 11
[2]Wawasan. Koran Jawa Tengah. Tanggal 9 Februari 2001.
[4]Musen & Kogan. Child Development and Personality, Cet 5 (New
York: Harper and Row Publisher, 2009), h. 109
[5]Bandura, On Social Leaming and Aggression. (New York: University
Press, 2006), h. 256 - 260
[6] Depdiknas, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Cet. IV; Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
h. 851
[7]Pius A. Partono, Kamus Ilmiah
Populer, (Surabaya : Arkola, 2004), h. 128
[8]John M.Echols, Kamus
Indonesia Inggeris, (Cet; Jakarta: Gramedia, 2002), h. 153
[10]Taher, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Bandung:
Alma’arif, 2000), h. 228
[11]Efendy,
Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, (Bandung : Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya.2000), h. 7
[12]
Jack R. Gibb, dkk. Komunikasi. Semarang: Dahara Prize, 2002), h. 101
[13] Raymond R. Speech Comunication.
(Prentice Hall Inc. Eanglwood Clifs, 2005), h. 183
[14] Winardi. Organisasi
Perkantoran dan Motivasi, (Bandung: Penerbit Alumni, 2002),
h. 46
[15] Cherry, C. On Human
Communication, (Cambridge, mass : M.I.T. Press, 2004), h. 125
[16] Harnack,
R.T. dan T. , Fest. Group Discussion, (New York :
Appleton-Century-Crofts, 2004), h. 16
[17] Gunawan, H. Hubungan antara
Efektivitas Komunikasi dengan
Stress Pekerjaan (intisari) (Jokyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 2002),
h. 79
[18] Koonts, H. O'Donnell, C. dan
Weihrich, H. Managemen, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002), h. 15
[19] Nitisemito, Alec S. Manajemen
Personalia. (Jakarta : Penerbit Ghalia lndonesia, 2002), h. 60
[20]Departemen Penerangan, Pemerataan
Informasi Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan, (Jakarta:
Dirjen Penerangan, 2007), h. 212-213
[21]
Adam I. Indrawijaya, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, (Bandung: Sinar Baru, 2009), h. 71
[22]Sudjana,
Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), h. 5
[23]Sutrisno
Hadi, Metodologi Research,, (Yogyakarta
: Yayasan Penerbit UGM, 2006), h.
225
[24]
Sumanto, Metodologi Penelitian sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta : Andi Offset1, 2000), h. 23
[25]
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiyah, (Bandung : Sinar Baru,2008), h, 72-73
[26]Lihat Nasution, Metodologi
Research, (Bandung: Pustaka Alumni, 2007), h. 65
[27] Suharsimi
Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar