Rabu, 06 Oktober 2010

UNICA


URGENSI KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA TERHADAP PEMBINAAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA DI DESA BALI ELO KECAMATAN BOLA KABUPATEN WAJO








Draf Skripsi diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi
syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam As’adiyah (STAI) Sengkang




Oleh :


UNICA




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AS’ADIYAH
SENGKANG
2010
DRAF SKRIPSI


I. IDENTITAS MAHASISWA :
N  a  m  a     : UNICA
N P M         : 06220073

ST/Jurusan  : STAI As’adiyah Sengkang/Pendidikan Agama Islam

II. JUDUL       : “Urgensi Komunikasi Efektif Orang Tua terhadap Pembinaan Anak dalam Rumah Tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo


III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[1]

Mengacu pada tujuan pendidikan nasional tersebut seharusnya proses pendidikan dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut. Namun, dalam praktiknya ternyata tujuan pendidikan nasional tersebut belum sepenuhnya tercapai. Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat memprihatinkan, mengenai mudahnya para pelajar berkelahi.  Tidak ada angin dan hujan bisa terjadi benturan fisik, tidak ada masalah, tahu-tahu bres.  Kenapa anak-anak sekarang persis seperti robot.[2]
Perilaku tersebut merupakan gejala yang ada dalam masyarakat.  Salah satu faktor yang diduga menjadi sebab timbulnya tingkah laku agresif adalah kecenderungan pola asuh tertentu dari orang tua (child rearing).  Hubungan orang tua dengan anak merupakan interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan.  Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik pengasuhan orang tua kepada anaknya.  Hal ini dikuatkan oleh pendapat Brown yang mengatakan bahwa keluarga adalah “lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak”[3]
Perkembangan tingkah laku positif pada anak dipengaruhi oleh orang tuanya melalui pengontrolan pengalaman ibadah dan pengalaman educatif anak dan juga cara orang tua memberikan penguatan ataupun hukuman terhadap tingkah laku negatif.  Dalam hal tingkah laku negatif misalnya saja prilaku agresif menurut penelitian Mussen, anak pada usia 6–10 tahun tingkah laku agresif akan tampak sebagai kemarahan dan hal ini pada masa remaja akan tampak sebagai tingkah laku agresif.[4]  Bandura mengatakan bahwa anak belajar bertingkah laku agresif melalui imitasi atau model terutama dari orang tuanya, guru dan anak-anak  lainnya.  Ia juga mengatakan bahwa dalam masyarakat modern ada tiga sumber  munculnya tingkah laku agresif.  Pertama, pengaruh keluarga. Kedua, pengaruh subkultural.[5]  Dalam konteks pengaruh subkultural ini sumber agresi adalah komunikasi atau kontak langsung yang berulang kali terjadi antar sesama anggota masyarakat di lingkungan anak tinggal.  Mengingat kondisi remaja, maka peer group berperan juga dalam mewarnai perilaku remaja yang bersangkutan.  Ketiga, modelling (vicarious leaming), merupakan sumber tingkah laku agresi secara tidak langsung yang didapat melalui mass media, misalnya televisi, majalah, koran, video atau bioskop. Hal itu mengakibatkan lulusan yang dihasilkan belum sepenuhnya mencerminkan perilaku-perilaku yang diharapkan oleh tujuan nasional tersebut sehingga timbullah gagasan untuk membentuk masyarakat madani termasuk di masyarakat kampus dan lingkungan keluarga, yaitu antara orang tua dan anak.
Berbicara tentang hubungan orang tua dengan anak, maka tergambar suatu lingkungan rumah tangga yang terdiri dari kedua orang tua dan anak serta seluruh anggota keluarga lainnya. Eksistensi lingkungan rumah tangga adalah salah satu lingkungan pendidikan yang cukup berpengaruh untuk membimbing, membina dan mengembangkan potensi anak, terutama potensi imaniyah. Sebagai suatu lingkungan pendidikan yang mempunyai karakteristik tersendiri, lingkungan rumah tangga merupakan tempat membimbing anak agar mempunyai perilaku dan kepribadian yang sesuai dengan tuntunan  nilai-nilai ajaran Islam. Hal tersebut  dapat  terjadi  karena  lingkungan  rumah tangga merupakan tempat  yang  pertama  dan  utama  bagi seorang anak untuk menerima  pendidikan, selain itu kedua orang tua terutama ibu mempunyai waktu yang cukup luang untuk membimbing dan mengarahkan anak.
Dengan  demikian hubungan kedua orang tua sebagai sumber belajar bagi anak adalah sangat dituntut berlangsung harmonis sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung positif dan berdaya guna, sehingga terwujud kepribadian anak yang berakhlakul karimah atau sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Oleh karena itu, komunikasi dalam rumah tangga dapat berlangsung secara efektif dan timbal balik serta silih berganti antara orang tua dengan anak atau sebaliknya. Awal terjadinya komunikasi karena ada suatu pesan yang ingin disampaikan. Siapa yang berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan berpeluang untuk memulai komunikasi.
Pola komunikasi yang dibangun dalam rumah tangga akan mempengaruhi pola asuh orang tua. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil dengan baik jika pola komunikasi yang tercipta dilandasi cinta dan kasih sayang dengan memposisikan anak sebagai subjek yang harus dibina, dibimbing, dan dididk dan bukan sebagai objek semata.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Urgensi Komunikasi Efektif Orang Tua terhadap Pembinaan Anak dalam Rumah Tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo ".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada  pembahasan terdahulu, pada sub ini penulis dapat mengajukan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo?
2. Bagaimana bentuk komunikasi antara orang tua dengan anak dalam rumah tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo?
2. Adakah hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo?

C. Hipotesis
Adapun sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan di atas, adalah:
1. Urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo adalah karena orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak.
2. Bentuk komunikasi antara orang tua dengan anak dalam rumah tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo, adalah orang tua mencontohkan sikap dan perilaku terpuji dan bernilai ibadah lalu anak dibiasakan untuk mengerjakannya.
2. Ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo, karena orang tua sebagai panutan bagi anak maka otomatis setiap tindakan dan perbuatan orang tua menjadi cerminan bagi anak khusus ketika mereka berada dalam lingkungan rumah tangga.

D. Pengertian Judul
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap objek penelitian, maka berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional, yaitu:
Urgesi, berarti “utama, pokok, perkara”[6]
Komuniasi orang tua dan anak berarti interaksi antara orang tua dengan anak selama kegiatan pengasuhan, yaitu orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak sehingga mencapai kedewasaannya sesuai dengan ajaran Islam, komunikasi tersebut dibangun secara harmonis dalam rangka membangun pendidikan yang baik dalam keluarga. Pola komunikasi dalam keluarga sebaiknya yang sering terjadi antara warga dalam lingkungan keluarga, yaitu berkisar di seputar model stimulus respon dan model interaksional. Komuniasi orang tua dan anak merupakan
Efektif, berarti berasal dari bahasa Inggeris, yang berarti : “berhasil ditaati, mengesankan, berlaku, manjur (mujarrab), tepat guna, berahasil guna, menunjnag tujuan”[7]  Efectiveness¸ berarti “kemanjuran, kemudahan, kemujaraban dan keefektifan”[8]

Pembinaan, berarti “proses membangun, mengembangkan”[9]
Bertolak dari makna dasar tersebut, penulis lebih menitik beratkan pada kemudahan dalam proses pencapaian tujuan yang diharapkan secara maksimal. Dikatakan efektif bilamana dapat dilakukan menurut aturan disesusaikan dengan kondisi dan kemampuan yang ada, namun dapat mendatangkan hasil yang memuaskan.
Dalam konteks ini komunikasi efektif mempunyai arti yang cukup strategis dalam mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi imaniyah atau instink relegius/garizah diniyah pada anak dalam lingkungan keluarga, sehingga memberi dampak dalam perkembangan anak dengan meningkatkan pengamalan atau aktivitas yang bernilai ibadah.
Rumah tangga, yaitu “rumah tempat tinggal yang dihuni oleh ayah, ibu dan anak, serta orang seisi rumah. Sebagai kepala rumah tangga adalah ayah”[10]
Desa Bali Elo merupakan lokasi penelitian, yaitu salah satu wilayah pemerintahan desa di antara beberapa desa/kelurahan dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Bola Kabupaten Wajo

E. Tinjauan Pustaka
Istilah Komunikasi berasal dari kata latin comunicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama makna.[11] Komunikasi merupakan proses menyeleksi, memilih dan mengirim lambang kepada pendengar untuk dipahami maksudnya sesuai dengan maksud yang disampaikan oleh pemberi pesan. Dalam kontek ini komunikasi adalah suatu penyampaian lambang, gagasan, ide untuk diterima dan dipahami berdasarkan keinginan dan tujuan yang diinginkan oleh pemberi pesan.
Untuk sampai ke penerima pesan suatu komunikasi melalui tahapan yang biasa disebut proses komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat keterikatan antara komponen-komponen komunikasi yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga suatu proses komunikasi adalah proses penyampaian berita dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang terikat satu sama lain.
Proses komunikasi merupakan suatu proses penyampaian berita kepada penerima pesan untuk dipahami dan di mengerti maknanya. Suatu proses komunikasi akan terjadi apabila antara pemberi pesan dan penerima pesan terdapat suatu hubungan. Dalam hal ini penerima pesan mengerti bahwa ia akan menerima suatu berita dan pemberi pesan telah siap menyampaikannya. Komunikasi tidak akan terjadi apabila tidak terdapat suatu hubungan antara pemberi pesan dan penerima pesan. Hal ini sesuai dengan pendapat Jack yang menyatakan bahwa, “komunikasi merupakan proses alih informasi yang penting untuk mempraktikan manajemen”[12] Tokoh lain, Raymond mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pemisahan, pemilihan dan penyampaian simbol-simbol sebagai cara untuk membantu audience mengingat kembali pesan komunikator.[13]
Komunikasi dikatakan efektif, apabila penerima pesan telah mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dari pemberi pesan. Hal ini sejalan dengan pendapat Winardi bahwa, alat penting untuk mencapai motivasi efektif adalah komunikasi.[14] Cherry mendifinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda, memiliki bersama serangkaian Peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.[15] Harnack dan Fest menganggap komunikasi sebagai proses interaksi diantara orang untuk tujuan integrasi interpersonal.[16] Ahli lain, Neuman dalam Gunawan, memberi batasan bahwa komunikasi sebagai proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kolompok yang berfungsi.[17] Sedangkan  Koonts  dkk.  mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima, dimana informasi itu dapat dipahami oleh sipenerima.[18] Nitisemito yang mengatakan bahwa komunikasi dimaksudkan untuk menjalin pengertian antara pihak yang satu dengan yang lain, sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti, dipikirkan dan dilaksanakan.[19]
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hakikat komunikasi dalam arti luas adalah suatu kegiatan manusia baik secara pribadi maupun kolektif sebagai masyarakat untuk menyebarluaskan gagasan atau pikiran, fakta ataupun data agar gagasan, fakta dan data tersebut menjadi milik bersama.
Dalam batasan ini komunikasi juga berfungsi sebagai usaha untuk:
1.  Memberi  informasi  yang mencakup  pengumpulan,  penyimpanan, pengelolaan dan penyebarluasan berita, gambar, fakta dan pesan, pendapat serta tanggapan yang diperlukan untuk  mengerti dan menanggapi sesuatu keadaan.
2.  Memasyarakatkan  yakni  memberi    bekal   pengetahuan   untuk menjadi milik bersama masyarakat agar masing-masing warganya dapat secara efektif melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat dalam rangka membina kebersamaan hidup dan solidaritas sosial.
3.  Mengembangkan motivasi yakni merangsang gairah orang atau masyarakat untuk mencapai sasaran dan aspirasi bersama.
4.  Memberi pendidikan dalam rangka pengembangan kecerdasan intelektual, pembinaan watak dan memperoleh keterampilan pada semua tingkat umur.
5.  Mengembangkan kebudayaan yakni menyebarluaskan hasil ciptaan seni budaya dengan maksud untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang, mengembangkan kebudayaan dengan meluaskan cakrawala pandangan masyarakat, mengasah   daya   ciptanya   dan   merangsang   tumbuhnya kreativitas.
6.  Memberikan hiburan dengan antara lain mementaskan atau mengembangkan seni drama, seni tari, seni sastra, seni lukis, seni musik, seni lawak, olah raga dan lain-lain untuk dapat dinikmati secara, pribadi atau secara bersama-sama.
7.  Mengembangkan  integrasi   ke arah  kokohnya  persatuan   dan kesatuan nasional serta mantapnya,  tanggung jawab  disiplin dan jiwa bangsa.[20]
Dari banyak pendapat dapat penulis simpulkan aspek-aspek komunikasi efektif terdiri atas:
1. Adanya pihak pemberi pesan dan penerima pesan
2. Adanya berita atau pesan yang mengandung unsur mudah dimengerti,  pesan harus jelas,  tepat waktu, tepat sasaran, memperhatikan situasi dan kondisi.
Berdasarkan keterangan tersebut, jelas wa komunikasi adalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh komunikasi diri sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang tidak diketahui.
Dalam ilmu komunikasi, dikenal adanya komunikasi persuasif, yaitu “komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator”.[21] Komunikasi persuasif ini biasa digunakan dalam komunikasi politik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi kita menjadi persuasif atau bisa mempengaruhi orang lain.

F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Disain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan pelaksanaan komunikasi orng tua dan anak sebagai wujud pendidikan dalam lingkungan rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo. Dalam hal ini ditelaah dan dievaluasi (a) urgensi komunikasiefektif orang tua terhadap anak, (b) serta pengaruh komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga.
Dengan demikian, penelitian ini bukan untuk menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan dan mengungkapkan kencenderungan dari masing-masing dimensi kajian tersebut di atas.
Studi ini berusaha mempelajari secara mendalam mengenai komunikasi efektif orang tua dan anak dalam hal urgensinya terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
Oleh karena itu, disain penelitian ini adalah mendeskripsikan (a) bentuk komunikasi orang tua dengan anak dalam keluarga yang berhubungan dengan pembinaan anak, dan (b) hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak terhadap pembinaan anak di lingkungan keluarga.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wajo, yaitu suatu wilayah pemerintahan daerah kabupaten di antara 23 kabupaten kota di Propinsi Sulawesi Selatan, terletak kurang lebih 182 kilometer di sebelah timur laut Kota Makassar, terdiri dari 14 wilayah pemerintahan kecamatan.
Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan atas pertimbangan ; (1) permasalahan yang peneliti amati yaitu urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak terdapat pada lokasi ini, dan (2) komunikasi orang tua dan anak di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo berlangsung secara intensif dan efektif, namun urgensinya belum diketahui.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo selama 2 bulan.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Sehubungan dengan penelitian ini, dibutuhkan adanya objek penelitian yang disebut populasi, guna memperoleh data konkret dan akurat sebagaimana yang dibutuhkan dan diperlukan dalam pengumpulan data.  Sudjana memberikan pengertian tentang populasi, Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengurangan, kuantitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.[22]
Sutrisno Hadi, bahwa populasi adalah: Seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.[23]
Dengan demikian dapat dikemukakan suatu simpulan, bahwa yang dimaksud  populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga atau dengan kata lain populasi itu merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Bali Elo Kabupaten Wajo yang berjumlah 2667 orang dengan rekafitulasi laki-laki = 1241 orang, dan perempuan = 1426 orang, untuk lebih memperjelas populasi dalam penelitian ini, peneliti uraikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Penduduk Desa Bali Elo menurut Umur
dan Jenis Kelamin September Tahun 2010
Sumber data :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Wajo, 10 September 2010

Sebagaimana lazimnya dalam suatu penelitian  ilmiah tidak semua populasi harus diteliti tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian saja dari populasi tersebut. Hal ini didasarkan atas pertimbangan keterbatasan kemampuan, biaya, tenaga, dan sebagainya sehingga penelitian ini dilakukan bukan terhadap populasi tetapi dilakukan terhadap sampel. Sampel yang diambil harus mencerminkan keadaan umum populasi, atau dengan kata lain sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercermin pula dalam sampel yang diambil.
Sumanto, mengemukakan pengertian sampel, yaitu proses pemilihan individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar yang mana orang itu dipilih.[24] Artinya bahwa sampel yang dipilih adalah wakil atau mewakili populasi.
Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan tentang jumlah sampel penelitian bahwa: Mengenai besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku atau rujukan yang pasti. Sebab keabsahan dari populasi terletak dari sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan besar atau banyaknya . . . [25] Artinya bahwa sampel yang dipilih mencerminkan karakteristik populasi.
Untuk itu penarikan sampel guna mendeskripsikan pengaruh intensitas komunikasi orang tua dan anak dalam pelaksanaan pendidikan agama pada lingkungan keluarga di Desa Bali Elo, dilakukan dengan terlebih dahulu menggunakan teknik cluster sampling yaitu wilayah Desa Bali Elo dibagi berdasarkan wilayah pengembangannya, yaitu wilayah utara, wilayah tengah dan wilayah selatan. Setiap wilayah diwakili 30 orang, kecuali wilayah selatan diwakili 40 orang. Jadi jumlah sampel sebanyak 2 x 30 + 1 x 40 = 100 orang. Penarikan sampel tersebut dilakukan dengan teknik proporsional sampling.  Artinya bahwa pemilihan sampel ditentukan atas pertimbangan status dan stratifikasi penduduk yang diharapkan dapat memberi informasi dan data tertentu yang dibutuhkan peneliti.
Untuk lebih memperjelas populasi dan sampel penelitian, peneliti uraikan dalam Tabel 2.
Tabel 2
Populasi dan Sampel Penelitian
No.
Wilayah
Jumlah Populasi
Jumlah Sampel
1.
Utara
766
30
2.
Tengah
829
30
3.
Selatan
1072
40
J u m l a h
2667
100
Sumber: Hasil Olahan Data, Tahun 2010
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Yaitu mengumpulkan sejumlah data, kemudian mengamati efektivitas pendidikan agama dalam komunikasi keluarga di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
b. Dokumentasi.
 Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa populasi orang tua dan anak di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo, juga digunakan untuk memperoleh data mengenai perkembangan komunikasi orng tua dan anak di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo.
c. Kuesioner
Teknik kuesioner digunakan terutama memperoleh data tentang efektivitas pendidikan agama dalam komuniasi orang tua dan anak di Desa Bali Elo Kabupaten Wajo. Kuesioner mengikuti model berjenjang yang terdiri atas 3 option (pilihan) dengan bobot yaitu jawaban (option) “ya/selalu” diberi bobot/nilai 3, dan jawaban kadang-kadang diberi bobot/nilai 2, sedangkan jawaban tidak, diberi nilai 1.[26]
d. Interview
Yaitu mengadakan wawancara dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pendidik dan ibu rumah tangga untuk memperoleh gambaran tentang kondisi objektif sasaran penelitian.
5. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil kuesioner dianalisis dengan bantuan Tabel frekuensi dan rata-rata. Hasil wawancara dengan Tokoh masyarakat dan orang tua anak dianalisis dengan menata secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman terhadap makna data dan menyajikannya sebagai temuan dalam penelitian ini. Untuk melakukan kegiatan ini, ditempuh prosedur : (1) menyajikan data; dan (2) menarik kesimpulan. Rangkaian kegiatan ini dilakukan secara simultan dan terus menerus sampai penelitian rampung.
Untuk menghasilkan organisasi data yang akurat, guna memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan, penyajian data dilakukan secara sistematis dalam matriks, sehingga  merupakan alur yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Selanjutnya untuk memberi kategorisasi tingkat efektivitas musyawarah guru, penulis menggunakan pedoman Arikunto,1996,[27]   yaitu : 80 – 100 % = Tinggi, 60 – 79 % Sedang, dan < 60 % rendah.

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Untuk menguraikan masalah tersebut, penulis terlebih dahulu membahas tujuan penelitian kemudian kegunaannya.
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk:
aUntuk mengetahui urgensi komunikasi efektif orang tua terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo.
b. Untuk mengetahui bentuk komunikasi antara orang tua dengan anak dalam rumah tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo.
cUntuk mengetahui hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan pembinaan anak dalam rumah tangga yang berhubungan dengan pembinaan anak di Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kabupaten Wajo.
2. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan penelitian yang dilakukan oleh penulis tersebut, adalah :
a. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan pendidikan Islam.
b.  sebagai bahan bacaan atau literatur bagi para pembaca atau pencinta ilmu pengetahuan.



H. Sistematika Pembahasan
Sebelum penulis lebh jauh membahas judul skripsi ini, terebih dahulu diuraikan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan meliputi subbahasan latar belakang masalah sebagai alasan memilih judul yang melahirkan rumusan masalah, lalu diajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah diajukan. Pengertian judul, tinjauan pustaka serta metode yang dipergunakan dalam meneliti dan tujuan maupun kegunaan penelitian serta sistematika pembahasan.
Bab kedua, deskripsi lokasi lokasi penelitian meliputi subbahasan gambaran umum Desa Bali Elo, keadaan demografis, serta keadaan agama, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Desa Bali Elo.
Bab ketiga, tinjauan teoritis tentang komunikasi efektif orang tua dan pembinaan anak dalam rumah tangga, yang meliputi subbahasan pengertian komunikasi efektif, peranan komunikasi, komunikasi persuasif, intensitas komunikasi dan perinsip-perinsip komunikasi. Pembinaan anak meliputi pengertian pembinaan anak, dasar yang melartar belakangi pembinaan anak, dan tujuan pembinaan anak. Rumah tangga meliputi pengertian rumah tangga, bentuk-bentuk pembinaan dalam rumah tangga.
Bab keempat, hasil penelitian yang meliputi subbahasan itu bentuk-bentuk komunikasi orang tua dan anak di Desa Bali Elo, hubungan intensitas komunikasi orang tua terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga, dan pengaruh intensitas komunikasi terhadap pembinaan anak dalam rumah tangga di Desa Bali Elo Wajo
Bab kelima, sebagai bab penutup yang berisikan pokok-pokok pikiran penulis yang dituangkan dalam bentuk kesimpulan dan satan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al Kariem

Ahmadi, Abu. Psikologis Sosial, Surabaya:  Balai Buku, 2009

Alec S. Nitisemito, Manajemen Personalia. Jakarta : Penerbit Ghalia lndonesia, 2002

Anshari, Endang Saifullah. Kuliah Islam, Bandung : Pustaka, 2007

Arifin, H.M. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Attas, Muhammad al Naquib al. Aims and Objectives of Islamic education, Jeddah: King Abdul Azis University, 2008

Attas, S.Muhammad al Naquib al. Konsep Pendidikan dalam Islam, Bandung : Mizan, 2004
Bandura, On Social Learning and Aggression. New York: University Press, 2006
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo, 2006
Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga sebuah perspektif Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Fahmi, Mustafa, Ad Dawafi an Nafsiyah, Cairo : Maktabah Misr, 2003
Fahmi, Mustafa, Saikologiyah at Tufulah wa al Murahaqah, Cairo : Maktabah Misr, 2005.
Hanafi. Abdilah. Memahami Komunikasi Antarmanusia. Surabaya: Usaha Nasional, 2004
Krisnawaty, Taty. Studi tentang Pengaruh  Pola Asuhan Orang Tua terhadap Perkembangan Penalaran Moral Remaja Awal Siswa SMPN IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 2006
Martaniah. Sri Muliani. Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Kepribadian. Yogyakarta: Jiwa Baru, 2004
Muhaimin, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, T.Th.
Rakhmat. Jalaluddin, Psikologi Komunikasi. Bandunng: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Keluarga: tentang Ikhwa, keluarga, remaja dan anak, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Tan, Alexis.  Mass Communication Theories and Research. Ohio Columbus: Grid Publi-shing Inc. 2001
Ulwan, Abdullah Nasih, Tarbiyyatul Aulad Fil Islam, diterjemahkan oleh : Jamaluddin Miri, dengan judul “Pendidik anak dalam Islam” Jakarta: Pustaka Amini, 2005
Wayne Pace, R. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan: Deddy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosda-karya, 2000
Wijaya, Hanna. Hubungan antara Asuhan Anak dan Ketergantungan-Kemandirian. Bandung: UNPAD 2006
Zuhaerini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005














KOMPOSISI BAB
BAB I.  PENDAHULUAN              
A. Latar Belakang Masalah               
B. Rumusan Masalah                       
C. Hipotesis
D. Pengertian Judul
E. Tinjauan Pustaka
F. Metode Penelitian
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian                          
H. Sistematika Pembahasan.            
BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Selayang Pandang Desa Bali Elo Kecamatan Bola Kab. Wajo
B. Keadaan demografis, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya

BAB III. TINJAUAN TEORITIS TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA TERHADAP ANAKDAN PEMBINAAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA
A. Komunikasi Orang tua dengan Anak     
1. Peranan komunikasi              
2. Komunikasi persuasif
3. Intensitas komunikasi
4. Perinsip-perinsip komunikasi
B. Pembinaan Anak                       
1. Pengertian pembinaan anak
2. Dasar dan tujuan pembinaan anak
C. Lingkungan Rumah Tangga
1. Pengertian lingkungan rumah tangga
2. Peran orang tua dalam lingkungan rumah tangga
3. Sistem pembinaan dalam lingkungan keluarga

BAB IV.  HASIL PENELITIAN                 
A. Bentuk-bentuk komunikasi orang tua dan anak di Desa Bali Elo
B. Hubungan intensitas komunikasi orang tua dan anak dalam pembinaan
Anak di lingkungan rumah tangga di Desa Bali Elo
D. Pengaruh intensitas komunikasi terhadap pembinaan anak dalam
lingkungan keluarga di Desa Bali Elo Wajo

BAB V. PENUTUP              
A. Kesimpulan                     
B. Saran                   

DAFTAR PUSTAKA                       
LAMPIRAN



[1] Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cipta Nusa, 2003), h. 11

[2]Wawasan. Koran Jawa Tengah. Tanggal 9 Februari 2001.

[3]Brown. Educational Psychology, Cet. II. (New Jersey: Prentice Hall Engelwood. 2001),     h. 76 

[4]Musen & Kogan. Child Development and Personality, Cet 5 (New York: Harper and Row Publisher, 2009), h. 109

[5]Bandura, On Social Leaming and Aggression. (New York: University Press, 2006), h. 256 - 260

[6] Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Cet. IV; Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 851

[7]Pius A. Partono, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, 2004), h. 128

[8]John M.Echols, Kamus Indonesia Inggeris, (Cet; Jakarta: Gramedia, 2002), h. 153
[9]Depdiknas, op. cit., h.181

[10]Taher, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Bandung: Alma’arif, 2000), h. 228

[11]Efendy, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, (Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.2000), h. 7

[12] Jack R.  Gibb,  dkk.  Komunikasi.  Semarang: Dahara Prize, 2002), h. 101

[13] Raymond R. Speech Comunication. (Prentice Hall Inc. Eanglwood Clifs, 2005), h. 183

[14] Winardi.  Organisasi  Perkantoran  dan  Motivasi, (Bandung: Penerbit Alumni, 2002), h. 46

[15] Cherry, C. On Human Communication, (Cambridge, mass : M.I.T. Press, 2004), h. 125

[16] Harnack, R.T. dan T. , Fest. Group Discussion, (New York : Appleton-Century-Crofts, 2004), h. 16

[17] Gunawan, H. Hubungan antara Efektivitas Komunikasi dengan  Stress  Pekerjaan   (intisari)   (Jokyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 2002), h. 79

[18] Koonts, H. O'Donnell, C. dan Weihrich, H. Managemen, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002), h. 15

[19] Nitisemito, Alec S. Manajemen Personalia. (Jakarta : Penerbit Ghalia lndonesia, 2002),      h. 60


[20]Departemen Penerangan, Pemerataan Informasi Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan, (Jakarta: Dirjen Penerangan, 2007), h. 212-213

[21] Adam I. Indrawijaya, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, (Bandung:  Sinar Baru, 2009),  h.  71


[22]Sudjana,  Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), h. 5

[23]Sutrisno Hadi,  Metodologi Research,, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit UGM, 2006),       h. 225

[24] Sumanto, Metodologi Penelitian sosial dan Pendidikan,  (Yogyakarta : Andi Offset1, 2000), h.  23

[25] Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiyah,  (Bandung : Sinar Baru,2008), h,  72-73

[26]Lihat Nasution, Metodologi Research, (Bandung: Pustaka Alumni, 2007), h. 65

[27] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 101

Tidak ada komentar:

Posting Komentar